JAKARTA, (ERAKINI) - Anggur Shine Muscat baru-baru ini menggerkan dunia usai Thailand mengungkap adanya residu bahan kimia berbahaya dalam anggur Shine Muscat setelah dilakukan uji laboratorium terhadap puluhan sampel.
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa sebanyak 23 dari 24 sampel anggur Shine Muscat yang diambil dari 15 toko di seluruh Bangkok terbukti mengandung residu pestisida dengan kadar melebihi batas wajar, menurut Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN).
Namun, hal itu berbeda dengan hasil investigasi dan uji lab yang dilakukan Indonesia, Malaysia dan Singapura terhadap anggur impor yang dikembangkan di Jepang itu.
Indonesia melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan bahwa anggur Shine Muscat impor aman dikonsumsi. Hal itu disampaikan oleh Plh Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Yusra Egayanti.
Pihaknya bersama dinas yang menangani urusan pangan provinsi selaku Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) telah melakukan rapid test atau uji cepat terhadap residu pestisida anggur Shine Muscat.
"Hasil uji rapid test yang dilakukan oleh OKKP ini menunjukkan bahwa anggur muscat yang beredar saat ini aman dikonsumsi karena dari semua uji rapid tersebut dalam jumlah aman," kata Yusra sebagaimana siaran resminya pada Kamis (31/10/2024).
Sama halnya Indonesia, Malaysia juga tidak menemukan adanya kontaminasi residu kimia berbahaya di anggur Shine Muscat. Hal itu sebagaimana diungkap oleh Kementerian Kesehatan (MoH) Malaysia usai dilakukan uji residu kimia berbahaya yang diduga terdapat di anggur Shine Muscat pada Senin (28/10/2024) malam waktu setempat.
Hasil investigasi pihak Malaysia itu mengungkap bahwa anggur Shine Muscat tidak terbukti mengandung residu kimia yang melebih batas maksimal.
Adapun investigasi dari Malaysia ini dilakukan sebagai program Keamanan dan Mutu Pangan yang sudah lakukan Malaysia sejak 2020 dan berlangsung hingga September 2024. Sebanyak 5.561 sampel buah sudah diuji kandungan residu bahan kimianya.
Selama kurun waktu tersebut, dari 234 sampel anggur yang dianalisis, empat (1,71 persen) ditemukan tidak mematuhi MRL dan tidak satu pun di antaranya melibatkan anggur Shine Muscat, menurut Kemenkes Malaysia.
Sama dengan Indonesia dan Malaysia, Singapura juga tidak menemukan residu kimia berbahaya di anggur Shine Muscat. Hal itu diumumkan Badan Pangan Singapura (SFA) pada Rabu (30/10/2024).
SFA tidak menemukan zat kimia berbahaya pada anggur Shine Muscat usai pihaknya melakukan investigasi terhadap anggur Shine Muscat yang diduga mengandung zat kimia berbahaya. Namun demikian, SFA akan terus memantau kualitas buah dan sayuran yang dijual di Singapura eski sudah terbukti aman. Hal tersebut ditempuh untuk upaya perlindungan warga dari produk buah dan sayuran yang mengandung zat kimia yang dapat membahayakan tubuh.