Dalam pemahaman Islam, hari Jumat merupakan hari yang istimewa. Bahkan, para ulama menyebutnya sebagai hari terbaik, termulia dan paling agung dari hari-hari lainnya. Hari Jumat juga disebut sebagai hari raya bagi umat Islam.
Pernyataan ini disampaikan Pengasuh Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop, Bangkalan, Jawa Timur, Ustadz Sunatullah dalam artikel berjudul Hikmah Kewajiban Shalat Jumat yang tayang di NU Online, seperti dikutip pada Jumat (18/10/2024).
Menurut Ustadz Sunnatullah, orang-orang yang memasuki hari Jumat sebaiknya tidak menyia-nyiakan segala waktu yang ia miliki melainkan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Diantara kebaikan tersebut yaitu menjalankan kewajiban Shalat Jumat bagi kaum laki-laki.
“Setiap muslim laki-laki yang sudah terkena khitab (tuntutan kewajiban), diharuskan untuk menunaikan ibadah yang satu ini,” tulis Ustadz Sunnatullah dalam artikel itu.
Adapun hukum shalat Jumat, kata Ustadz Sunnatullah, yaitu sebagai berikut:
يَا َيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسَعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah.” (QS Al-Jumu’ah [62]: 28)
Ustafz Sunnatullah kemudian mengutip Syekh Dr. Wahbah Zuhaili dalam kitab tafsirnya, yang menyatakan bahwa ayat tersebut menjadi dalil yang sangat jelas bahwa shalat Jumat hukumnya fardhu ain (jika dilakukan mendapatkan pahala, ditinggalkan berdosa). Semua umat Islam laki-laki yang sudah baligh, berakal, merdeka, mukim di tempat tinggalnya (mustauthin) hukumnya wajib untuk mengerjakannya.
Sementara hikmah diwajibkannya shalat Jumat, kata Ustadz Sunnatullah sebagaimana pendapat ulama Al-Azhar Mesir, Syekh Ali Ahmad al-Jurjawi dalam kitabnya, bahwa shalat Jumat memiliki banyak hikmah, di antaranya: pertama, makna persatuan, yaitu berkumpulnya umat Islam dalam satu shaf di belakang imam. Oleh karena itu, tidak sah melakukan shalat Jumat kecuali dengan cara berjamaah.
Kedua, memiliki makna saling mencintai antara umat Islam, karena dalam praktiknya bisa terjalin hubungan persaudaraan.
Mereka meninggalkan segala aktivitas dan kesibukan yang bersifat materi, mendengarkan khutbah dan nasihat dalam rangka memperbaiki dunia dan akhirat, dan bersama-sama mengerjakan ibadah wajib berupa shalat Jumat.
Ketiga, perantara untuk saling mengenal. Ketika umat Islam sama-sama berkumpul untuk menunaikannya, mereka yang tidak saling mengenal akan terjadi perkenalan, saling mencintai, dan merasa bersaudara,
ذَلِكَ التَّأَلُّفُ الَّذِيْ عَلَيْهِ سَعَادَةُ الْحَيَاةِ الْحَقِيْقِيَّةِ
Artinya, “Saling mencintai ini bisa menyebabkan kebahagiaan hidup yang sesungguhnya.”
Keempat, shalat Jumat hanya dua rakaat. Salah satu bentuk kasih sayang Allah adalah shalat Jumat hanya terdiri dari dua rakaat.
Sebab, orang yang sehat, tidak bepergian, bepergian, yang tidak memiliki kepentingan, dan yang memiliki kepentingan mendesak, semuanya ikut berkumpul untuk mengerjakannya, karena melaksanakan shalat dua rakaat merupakan waktu yang sebentar.
هَذِهِ هِيَ الْحِكْمَةُ فِي صَلَاةِ الْجُمْعَةِ فَحَافِظْ عَلَى أَدَائِهَا لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ
Artinya, “Inilah di antara hikmat shalat Jumat. Maka peliharalah untuk sama-sama menunaikannya, agar engkau bisa menjadi orang yang dekat dengan Allah.”