HARI Raya Idul Fitri menjadi perayaan atas keberhasilan umat Islam setelah berpuasa sebulan lamanya. Lebaran tersebut ditandai dengan salat sunah 2 rakaat Idul Fitri.
Saat merayakan Hari Raya Idul Fitri, Rasulullah SAW mengajarkan banyak sunah yang dapat dikerjakan, salah satunya sarapan sebelum pergi menunaikan Salat Idul Fitri.
Hal tersebut dijelaskan oleh Anas bin Malik dalam sebuah hadits:
عَنْ أَنَسٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ
Artinya: Dari Anas bin Malik RA berkata, "Rasulullah tidak berangkat pada Idul Fitri hingga beliau memakan beberapa kurma." (HR. Bukhari).
Di dalam hadits lain, Imam Jalaludin As-Suyuthi di dalam kitabnya Al-Jâmi'us Shaghîr, dikatakan:
كَانَ لَا يَغْدُو يَوْم الْفطر حَتَّى يَأْكُل سبع تمرات
Artinya: "Adalah Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam tidak pergi untuk melakukan shalat Idul Fitri sampai beliau memakan tujuh buah kurma."
Sehingga, sangat jelas bahwa Rasulullah SAW sebelum melaksanakan Salat Idul Fitri, selalu memakan 7 butir kurma. Pasalnya, pada masa-masa awal Islam, diharamkan makan sebelum Salat Idul Fitri sebagaimana dinukil dari kitab kitab Faidlul Qadir.
Di samping itu, sarapan sebelum Salat Idul Fitri juga menjadi penanda bahwa puasa Ramadhan telah usai. Para ulama mengatakan disunnahkan memakan kurma. Namun apabila tidak ada, dapat diganti dengan makanan manis lainnya. Himbauan ulama atas sunah ini, bahkan di dalam kitab Al-Umm, Imam Syafii mengatakan makruh secara hukum apabila meninggalkan sunah ini.