Dark
Light
Dark
Light
Top Banner

Makna Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Tafsir Al-Baghowi

Makna Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Tafsir Al-Baghowi

Al-Qur'an memberikan petunjuk yang jelas tentang sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yang berfungsi sebagai pedoman untuk mewujudkan kepemimpinan yang baik dan berkah. Sebagaimana kita tahu, pemimpin dan kepemimpinan memiliki peran penting dalam menciptakan ketertiban, keadilan, dan kemajuan dalam masyarakat. 

Dilansir dari NU Online, salah satu sifat utama yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah jujur dan amanah. Kejujuran adalah fondasi dalam membangun kepercayaan antara pemimpin dan rakyatnya. 


Tanpa kejujuran, sulit bagi seorang pemimpin untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan. Kejujuran juga berkaitan erat dengan amanah, yaitu tanggung jawab yang diemban oleh seorang pemimpin. Dalam Al-Qur'an, sifat amanah sangat ditekankan dalam berbagai ayat, karena seorang pemimpin bertanggung jawab tidak hanya kepada manusia, tetapi juga kepada Allah swt.

Selain itu, pemimpin harus bersikap adil dan menegakkan hukum tanpa pandang bulu, baik terhadap kelompok mayoritas maupun minoritas. 

Al-Qur'an mengajarkan bahwa keadilan adalah dasar dari segala keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin. Kebijaksanaan dalam mengambil keputusan juga menjadi ciri utama seorang pemimpin yang ideal menurut ajaran Islam. Dengan kebijaksanaan, seorang pemimpin dapat memastikan bahwa hak-hak masyarakat diberikan dengan proporsional dan adil.

Untuk menciptakan kepemimpinan yang Islami, dibutuhkan seorang pemimpin yang berpegang teguh pada nilai-nilai Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad saw. Pemimpin yang berlandaskan ajaran ini akan mampu membawa kemajuan serta keberkahan bagi masyarakat yang dipimpinnya.

Ayat-Ayat Al-Qur'an tentang Pemimpin dan Kepemimpinan

Banyak ayat dalam Al-Qur'an yang membahas secara tersurat dan tersirat tentang pemimpin dan kepemimpinan. Salah satunya dalam surat Al-Baqarah ayat 30, sebagai berikut:


وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ 

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.' Mereka berkata: 'Apakah Engkau hendak menjadikan di dalamnya orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?' Dia berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'"

Dalam ayat ini, Allah swt menyebutkan tentang penciptaan Adam sebagai khalifah di bumi. Khalifah berarti pemimpin yang diberi tugas untuk menjaga dan memakmurkan bumi sesuai dengan ketentuan Allah. Adam as, sebagai khalifah pertama, melambangkan tanggung jawab besar yang diemban oleh setiap pemimpin untuk menegakkan hukum Allah dan menjaga kedamaian di muka bumi.

Menurut Tafsir Al-Baghawi, Adam disebut khalifah karena ia menggantikan jin yang sebelumnya ada di bumi. Khalifah juga berarti pengganti, karena pemimpin yang satu akan digantikan oleh pemimpin berikutnya. Ini menggambarkan pentingnya kontinuitas kepemimpinan yang bertujuan menegakkan keadilan dan ketertiban sesuai dengan perintah Allah.

Ayat ini menjadi pelajaran bagi setiap individu, karena pada dasarnya, setiap orang adalah pemimpin, setidaknya untuk diri sendiri.


Editor:
JADWAL SHOLAT
02 November 2024
29 Rabiulakhir 1446
Imsak
03:58
Subuh
04:08
Dzuhur
11:38
Ashar
14:56
Magrib
17:48
Isya'
19:00

Hikmah Terkini